Pelatih Persib Daniel Darko Janackovic  mengatakan, kekalahan mencolok 0-6 atas Sriwijaya FC  karena para pemain muda yang diturunkan banyak melakukan kesalahan. Mereka terlihat grogi karena minim pengalaman bertanding. "Selain itu, pemain juga terkesan menganggap enteng lawan karena kami bisa mengalahkan Persiba, sedangkan Sriwijaya kalah dari Persiba," ujarnya.

Dengan kekalahan tersebut target Darko  untuk membawa Persib tidak menempati juru kunci di ajang Inter Island Cup 2010 meleset. Sebetulnya Maung Bandung memeliki pelunang lebih besar untuk lolos ke babak final. Pasukan Darko hanya butuh draw untuk menantang Persiwa pada 5 September. Namun di lapangan bersecerita lain. Maung Bandung gagal mengembangkan permainan. Sebaliknya Sriwijaya berhasil mengaobrak-abrik pertahahan Persib.

Kekalahan ini adalah kekalahan terbesar Persib dari tim lokal Indonesia sepanjang sejarah. Kekalahan terbesar Persib selama berkiprah di Liga Indonesia tidak lebih dari 0-3 saja atau selisih tiga gol. Persib memang pernah kalah dalam limit skor enam gol lebih, tapi saat itu Persib dikalahkan oleh tim-tim asal Eropa, seperti saat dikalahkan AC Milan dengan skor 8-0 pada tahun 1995. "Terus terang saya malu dengan hasil pertandingan ini," kata Darko sambil sesekali jari jemarinya mengusap matanya.

Komunitas bobotoh Bomber mengaku kecewa dengan hasil memalukan ini. Meski demikian, Bomber tak lantas langsung menghakimi Darko. "Belum tepat jika Darko dipecat saat ini, tapi tunggu saja jika di liga nanti seperti ini, mau bagaimana lagi, ya dia harus berani untuk mundur," kata Sekjen Bomber, Nefi Efendi.(Taufik Ismail/Januar PH/tribunjabar)