Para Pemain tim nasional Indonesia yang turut mengantarkan tim merah putih menjadi runner up dalam Piala Tiger 2004 yang lalu memperoleh hak istmewa. Ketika PSSI membatasi kontrak pemain maksimal Rp 600 juta, ke-22 pemain timnas dibebaskan untuk memasang harga. Menurut, Ketua Bidang Liga PSSI, Andy Darussalam, hal itu merupakan bentuk penghargaan PSSI kepada pemain timnas yang telah berjasa membawa nama baik bangsa Indonesia.

Ke-22 pemain yang mendapat “hak istimewa” itu adalah Hendro Kartiko (Persebaya), Jendry Pitoy (Persikota), Mukti Ali Raja (Persija), Kamasan Jacob Komboy (PSM) Firmansyah (Persikota), Aris Indarto (Persija), Charis Yulianto (PSM), M. Mauly Lessy (Persikota), Hamka Hamsah (Persik), Mahyadi Panggabean (PSMS), Ismed Sofyan (Persija), Ortisan Sallosa (PSM), Ponaryo Astaman (PSM), Firman Utina (Persita), Syamsul Chaeruddin (PSM), Elie Aiboy (Persija), Supriyono Salimin (Persikota), Ilham Jayakesuma (Persita), Boaz T. Sollosa (Papua), Agus Indra Kurniawan (Persija), Saktiawan Sinaga (PSMS), dan Kurniawan Dwi Yulianto (Persebaya).

Andi menambahkan, bila ada klub maupun pemain selain yang disebutkan di atas melanggar ketentuan tersebut tidak akan disahkan oleh PSSI. Sehingga mereka tidak akan dapat bermain di Liga Indonesia 2005.

Selain aturan itu, PSSI menetapkan pembayaran uang kontrak menggunakan formulasi yang baru. Nantinya tidak ada pemisahan lagi antara kontrak dan gaji seperti musim lalu. Semuanya harus dalam bentuk kontrak. Pembayarannya, 25 persen harus di muka, 65 persen dibagi selama jalannya pertandingan, dan 10 persen dibayarkan setelah pertandingan dibagi dalam setiap bulan hingga kontrak pemain habis.

Joko Driyono selaku Sekretaris Bidang Liga mengharapkan bahwa formulasi seperti di atas dapat menguntungkan semua pihak. Cash flow klub tidak akan terganggu demikian pula pemain akan tetap memperoleh penghasilan sebelum, pada saat, dan setelah kompetisi berlangsung. Sebab, komposisi itu telah dibahas oleh PSSI secara matang. Sehingga tiap klub dapat melaksanakan ketentuan tersebut guna menghindarkan kerugian yang tidak dapat diperkirakan. (Ferry)